Sejarah Kerajaan Kutai, Kerajaan Hindu Pertama di Indonesia
bimbeljogja.com – Indonesia memiliki sejarah yang panjang dengan kerajaan-kerajaannya. Kerajaan-kerajaan ini menjadi sejarah yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya adalah kerjaan Kutai. Ya, kerajaan ini menjadi kerajaan tertua di Indonesia yang bercorak agama Hindu. Meski telah berdiri dan bahkan telah lama runtuh, namun kerajaan ini masih menyisakan cerita yang peninggalannya masih dapat kita pelajari di era sekarang ini. Yuk, kita bahas sejarah kerajaan Kutai yang merupakan kerajaan tertua di tanah air.
Table of Contents
ToggleKerajaan Kutai
Kerajaan Kutai berada di daerah Kalimantan Timur tepatnya di tepi sungai Mahakam. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke 4, dan menjadi kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini diketahui melalu penemuan patung-patung di sebuah gua di Gunung Kombang. Selain patung, saat itu juga ditemukan 7 prasasti di muara sungai Mahakam.
Yang kita tahu prasasti merupakan batu tulis yang menjadi sumber informasi bagi para Arkeolog untuk meneliti lebih dalam suatu peradaban di masa lalu. Prasasti yang ditemukan di muara sungai Mahakam tersebut dinamakan prasasti Yupa. Prasasti ini menjelaskan tentang silsilah raja-raja kerajaan Kutai yang pernah memerintah kerajaan tersebut.
Dari perbandingan prasasti yang ditemukan tersebut, para Arkeolog membandingkannya dengan prasasti di India. Dari studi ini para Arkeolog menyimpulkan bahwa prasasti Yupa telah ada cukup lama yaitu pada abad ke 4 masehi. Selain itu tulisan dalam prasasti tersebut menggunakan bahasa Sansekerta, serta menggunakan huruf Pallawa, yang mana bahasa dan penulisan tersebut dipakai oleh penganut agama Hindu pada masa itu.
Awal Berdiri dan Kejayaannya
Kerajaan Kutai sering disebut sebagai cikal bakal kerajaan di Nusantara karena menjadi kerajaan tertua dalam sejarah bangsa kita. Kerajaan ini didirikan oleh raja Kudungga. Menurut penafsiran para ahli sejarah, nama ini masih belum terpengaruh oleh penggunaan bahasa dari India, sedangkan untuk nama raja setalahnya yaitu Aswawarman dan Mulawarman sudah terpengaruh oleh bahasa India.
Hampir sebagian besar raja-raja kerajaan kutai mengunakan nama akhir “Warman”, nama ini terpengaruh oleh bahasa Sansekerta yang merupakan bahasa sehari-hari bangsa India selatan. Hal ini juga yang menjadikan bukti kuat bahwa kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu, ditambah dengan ditemukannya punden berundak dan menhir serta tempat-tempat pemujaan.
Raja Mulawarman adalah raja yang terkenal di kerajaan Kutai, hal ini karena raja ini lah yang menjadikan kutai mengalami masa kejayaannya. Dari sumber prasasti Yupa dikatakan bahwa pada saat pemerintahan raja Mulawarman, kerajaan kutai sudah melakukan upacara pengorbanan emas dalam jumlah yang besar. Emas ini dibagikan kepada rakyat sekaligus persembahan bagi dewa.
Pada masa ini aspek sosial kerajaan Kutai juga bisa dikatakan telah memiliki banyak orang terdidik. Orang-orang terdidik merupakan orang yang sudah menguasai bahasa sansekerta dan melek huruf. Orang-orang ini berada di golongan kasta yang tinggi yaitu Brahmana dan Ksatria.
Selain di bidang sosial, kerajaan ini juga sejahtera dalam hal ekonomi, letaknya yang strategis yaitu di tepi sungai Mahakam menjadikan masyarakat kerajaan Kutai mudah dalam bercocok tanam. Selain bertani, masyarakat kerajaan ini juga berternak dan berdagang. Sumber penghasilan kerajaan Kutai lainnya adalah dengan menarik upeti dari pedagang luar yang ingin berdagang di wilayah kerajaannya. Dengan mata pencaharian pada masa itu, tertulis bahwa raja Mulawarman pernah memberikan 20 ribu ekor sapi untuk persembahan Brahmana.
Runtuhnya Kerajaan Kutai
Keruntuhan Kerajaan Kutai Martapura disebabkan oleh penaklukan kerajaan yang dilakukan oleh kesultanan Kutai. Pada tahun 1635, Kerjaan Kutai Martapura terlibat peperangan perebutan wilayah oleh kerajaan Kutai Kertanegara. Raja terakhir kerajaan Kutai Maharaja Dharma Setia gugur di tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari kesultanan kutai.
Akibat penaklukan ini, daerah kekuasaan kerajaan Kutai Martapura telah jatuh ke tangan kekuasaan kesultana Kutai Kartanegara. Saat masa ini banyak masyarakat dari kerajaan Kutai beralih memeluk agama Islam.
Tidak banyak sumber yang menjelaskan bagaimana detil dari runtuhnya kerajaan Kutai, namun dari yang kita tahu seperti kerajaan-kerjaan lain, keruntuhan kerajaan Kutai disebabkan oleh perebutan wilayah dengan kerajaan lain.
Peninggalan Kerajaan Kutai
Ada 7 peninggalan kerajaan Kutai yang menjadi bahan kajian sejarah tentang kerajaan ini, berikut adalah peninggalannya:
1. Prasasti Yupa
Prasasti Yupa adalah peninggalan sejarah yang memberikan banyak informasi mengenai sejarah kerajaan Kutai. Prasasti ini berbentuk tiang batu yang bertuliskan berita tentang kerajaan Kutai. Prasasti Yupa ditulis dengan huruf Pallawa. Prasasti ini berisi tentang silsilah raja, pemujaan, pemerintahan, dan sebagainya.
2. Kura-kura Emas
Kura-kura emas dulunya adalah sebuah persembahan dari pangeran kerajaan Tiongkok pada putri sultan Kutai yang bernama Aji Bidara Putih. Kura-kura emas ini kini disimpan di museum Mulawarman.
3. Kering Bukit Kang
Kering Bukit Kang adalah sebuah keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang Malenu, yang merupakan permaisuri raja pertama kerajaan Kutai. Berdasarkan cerita, dulu putri pernah ditemukan dalam gong yang hanyut di atas bambu, dan didalamnya terdapat telur dan sebuah keris.
4. Singgasana
Peninggalan kerajaan Kutai selanjutnya adalah singgasana. Singgasana ini berjumlah dua buah dan berbentuk kursi yang berwarna kuning dan disekitarnya terdapat payung dan umbul-umbul.
5. Kalung Ciwa
Peninggalan lain dari kerajaan ini adalah kalung ciwa yang ditemukan di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman pada tahun 1890. Kalung ini masih sering digunakan hingga kini sebagai perhiasan raja Kutai Kertanegara.
6. Kalung Uncal
Selain kalung ciwa, juga ada kalung uncal. Kalung ini berbahan emas seberat 179 gram dengan liontin yang berelief kisah Ramayana. Kalung ini juga masih digunakan oleh kerajaan Kutai Kertanegara.
7. Ketopong Sultan
Peninggalan lainnya adalah sebuah ketopong yang digunakan oleh Sultan Kutai. Ketopong ini berbahan emas dengan berat mencapai 1,98 kilogram. Ketopong ini ditemukan pada tahun 1890 di daerah Muara Kaman, Kutai Kartanegara.
Jadi itulah sejarah kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Nusantara. Sebagai cikal bakal kerajaan Nusantara yang melahirkan kerajaan-kerjaan besar seperti kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit. Menarik bukan membaca sejarah kerjaan-kerjaan di Indonesia, membayangkan bagaimana kehidupan di masa lalu saat belum ada teknologi yang maju seperti sekarang.
SEO & Content Writter