Sejarah Kerajaan Tarumanegara dan Peninggalannya
bimbeljogja.com – Kita sudah pernah membahas mengenai kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Nusantara. Selanjutnya kita masih akan membahas tentang kerajaan Hindu di Nusantara yang juga merupakan kerjaan tertua. Yaitu kerajaan Tarumanegara. Kerajaan ini merupakan kerajaan bercorak agama hidu setelah kerajaan Kutai, jika kerajaan Kutai berada di Kalimantan, maka kerajaan Tarumanegara ini berada di Jawa tepatnya di Jawa Barat. Simak info selengkapnya:
Table of Contents
ToggleKerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu yang berdiri pada abad ke 4 atau pada tahu 348 masehi. Kerajaan ini berlokasi di dekat sungai Citarum jawa barat, dan menguasai wilayah Jawa barat dan Banten. Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua kedua di Indonesia.
Bukti kerajaan Tarumanegara ini adalah ditemukannya prasasti Ciaruteun yang berupa batu peringatan dari abad ke 5 masehi yang bertanda bentuk telapak kaku raja Purnawarman. Selain itu bukti kerajaan Tarumanegara juga didapatkan dari tujuh prasasti di daerah Jawa Barat, Banten, dan Jakarta.
Walaupun kerajaan ini berada di wilayah Nusantara, namun kerjaan ini didirikan oleh seorang Maharesi dari India, yaitu Maharesi Jayasingawarman yang tepatnya berasal dari kerjaan Magadha. Maharesi tersebut memutuskan untuk datang ke wilayah Nusantara setelah terjadi kekacauan dan penjajahan yang dilakukan oleh pasukan Maharaja Samudragupta.
Kerajaan Tarumanegara berkembang menjadi sebuah kerajaan yang memiliki kekuatan besar. Di bawah kepemimpinan Maharesi Jayasingawarman, kerajaan Tarumanegara berhasil menguasai setidaknya 48 kerajaan, hingga menjadi penguasa bagian barat Pulau Jawa.
Kerjaan Tarumanegara bisa mempertahankan dirinya dari abad ke 4 masehi hingga abad ke 7 masehi. Dengan waktu yang selama itu, tampuk kepemimpinan kerajaan Tarumanegara telah berganti dalam 12 raja. Berikut adalah nama-nama raja yang pernah memerintah kerajaan Tarumanegara:
- Jayasingawarman (358-382 M)
- Dharmayawarman (382-395 M)
- Purnawarman (395-434 M)
- Wisnuwarman (434-455 M)
- Indrawarman (455-515 M)
- Candrawarman (515-535 M)
- Suryawarman (535-561 M)
- Kertawarman (561-628 M)
- Sudhawarman (628-639 M)
- Hariwangsawarman (639-640 M)
- Nagajayawarman (640-666 M)
- Linggawarman (666-669 M)
Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kerajaan ini awal berdiri pada tahun 358 masehi atau abad ke 4 dan didirikan oleh Maharesi Jayasingawarman, atau biasa juga dikenal sebagai Rajadirajaguru.
Jayasingawarman adalah seorang pertapa dari India yang melarikan diri ke Nusantara saat kerajaannya mengalami kekacauan dan penjajahan. Jayasingawarman berasal dari Kerajaan Salakanagara, yang pada saat itu kedatangannya disambut baik oleh raja Dewawarman VIII dan dinikahkan dengan salah satu putri kerajaan.
Jayasingawarman kemudian membuka sebuah wilayah yang diperkirakan berada di Bekasi, dan mendirikan sebuah kerjaan dengan nama kerjaan Taruma, atau biasa disebut sebagai Tarumanegara.
Kekuasaan Jayasingawarman berlangsung selama 24 tahun, dalam masa kepemimpinannya, kerjaan Tarumanegara belum memasuki era kejayaan. Sampai pada ia menurunkan takhta kerjaan kepada anaknya yaitu Dharmayawarman, dan Jayasingawarman memutuskan untuk kembali menjadi pertapa.
Tak banyak sumber yang menceritakan tentang penguasa kedua kerajaan Tarumanegara yaitu Dharmayawarman, namun raja yang banyak disebut adalah raja ke 3 yaitu Purnawarman. Purnawarman adalah raja yang paling terkenal karena menjadi sosok yang kuat.
di bawah kepemimpinan raja Punawarman, Kerajaan Tarumanegara berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Tak hanya itu, kerajaan ini juga menjalin hubungan diplomatik dengan Kerajaan di Cina.
Salah satu bukti bahwa kerajaan Tarumanegara berjaya di bawah kekuasaan raja Purnawarman adalah disebutkan dalam prasasti Tugu. Bahwa raja Purnawarman pernah memberikan persembahan kepada Brahma berupa 1.000 ekor sapi.
Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Runtuhnya kerajaan Tarumanegara dimulai saat Takhta kerajaan Tarumanegara jatuh ke Tarusbawa, menantu dari raja Linggawarman. Penyerahan takhta ini terjadi pada tahun 669 masehi.
Pergantian kekuasaan ini adalah awal dari keruntuhan kerajaan, yang mana Tarusbawa ingin kembali ke kerajaan Sunda, yaitu kerajaannya sendiri. Sebelumnya, kerajaan sunda berada di bawah kerajaan Tarumanegara.
Setelah itu, kekuasaan kerajaan Tarumanegara berpindah ke kerajaan Sunda. namun, kerajaan Galuh yang berada di bawah kekuasaan Tarumanegara tidak menyetujui hal tersebut, dan kemudian memutuskan untuk memisahkan diri. Karenanya, kerajaan Tarumanegara terpecah menjadi dua dan dipisahkan oleh sungai Citarum.
Selain karena wilayahnya yang terpecah, runtuhnya kerajaan Tarumanegara juga dikarenakan serangan kerajaan Sriwijaya. Serangan ini diperkirakan terjadi pada 650 masehi. Serangan ini adalah akibat dari kerajaan Tarumanegara yang tidak mau tunduk kepada kekuasaan kerajaan Sriwijaya.
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Informasi tentang kerajaan Tarumanegara didapatkan dari beberapa prasasti yang bersumber pada abad ke 5 Masehi. Beberapa prasasti yang menjadi sumber informasi kerajaan tarumanegara adalah peninggalan kerajaan Tarumanegara. Selain prasasti, juga terdapat candi dan arca.
Prasasti yang berasal dari Kerajaan Tarumanegara mencakup berbagai peninggalan bersejarah yang memberikan wawasan tentang kehidupan dan pemerintahan pada masa itu. Salah satu prasasti, yaitu Prasasti Ciaruteun, mencatat tapak kaki Purnawarman dan menyebutkan wilayah yang meliputi Sungai Cisadane dan Ciaruteun. Prasasti Tugu memberikan informasi tentang penggalian sungai Candrabaga dan Gomati untuk mengatasi banjir.
Prasasti Jambu memuji Purnawarman dengan membandingkannya dengan Dewa Indra, sementara Prasasti Telapak Gajah merinci penggunaan kaki gajah bernama Airawata oleh Purnawarman dalam peperangan. Prasasti Cidanghiyang juga mencakup pujian terhadap Purnawarman sebagai raja Tarumanegara. Peninggalan lainnya, seperti Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Pasir Muara, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Muara Cianten, juga merupakan bagian dari warisan kerajaan tersebut.
Selain prasasti, kompleks percandian di Situs Batujaya di Karawang, tepi Sungai Citarum, memiliki tiga belas artefak, termasuk Segaran I-IV dan Talagajaya I-VII. Situs Cibuaya, di arah timur dari Batujaya, mengandung dua artefak berupa candi Lemah Duwur Wadon dan Lemah Duwur Lanang, diyakini sebagai peninggalan Tarumanegara yang lebih dekat dengan sisi utara pantai Jawa.
Itulah penjelasan tentang sejarah kerajaan Tarumanegara yang perlu kamu tahu, bagaimana? apakah kamu sudah tahu besarnya kerajaan nusantara di masa lalu? pembahasan tentang kerajaan akan kamu temui baik di bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah. Jadi jangan bosan-bosan untuk mempelajari tentang sejarah Nusantara.
SEO & Content Writter